Setelah terbunuhnya 6 Mahasiswa keadaan Jakarta sebagai ibu
kota Negara menjadi mencekam.Amok masa dalam hal ini adalah prilaku massa yang
brutal anarkis dan membabi buta,merusak,mebakar,menjarah, dan membunuh secara
kolektif oleh sejumlah massa. Para massa melakukan prilaku brutal dan anarkis
itu disebabkan karena didalam dirinya terdapat tekanan tekenan jiwa baik yang
berasal dari luar maupun dari dalamyang kemudian melakukan pelepasan tekanan
jiwa tadi kedalam prilaku secara membabi buta merusak,membakar,menjarah dan
membunuh akibat kebrutalan para massa keadaan di ibu kota menjadi mencekam
diantaranya yaitu took took dirusak dan mobil mobil di bakar akibat kerusuhan
tersebut jalan jalan di ibukota menjadi lumpuh dan puluhan puluhan mobil
terbakar serta puluhan lainya rusak. Kejadian yang terjadi di Jakarta ini
merupakan tragedy yang sangat memilakukan banyak korban korban yang berjatuhan
akibat terjebak gedung yang telah di bakar. Dengan brutal para massa melakukan
peruskan pembakaran dan penjarahan dalam hal ini Negara adikuasa, AS, juga
melakukan tekanan terhadap pemerintah Indonesia agar menghentikan kekerasan
terhadap rakyatnya
Para
demonstran selama dua hari di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1998 atau sehari
setelah tragedy tewasnya 6 Mahasiswa trisakti dan pada tanggal 14 Mei 1998. Dan
pada harian kedaulatan rakyat edisi jumat 15 Mei 1998 memberitakan “KERUSUHAN
DI JAKARTA MELUAS.Aksi pembakaran melanda solo.Kerusuhan di solo dan sekitar.
Kamis (14/Mei) memuncak dan diwarnai berbagi aksi pembakaran pusat perdagangan,
pos polisi,pusat perbelanjaan, kantor kantor perbankan dan kendaraan bermotor.
Kawasan perumahan elit seperti di perumahan solo baru juga menjadi sasaran.
Sampai semalam situasi disolo semakin mencekam karena diseluruh kota listrik
padam.
Kerusuhan
di solo berawal pada pukul 14.00 di awali dari masa yang mengikuti unjuk rasa
di seputar kampus UMS pabelan. Masa kemudian bergerak secara terpisah ke arah
timur dan barat dengan melancarkan serangan mengunakan batu.
Mula
mula sasaran amukan masa yaitu show room mobil timor di
wilayah kleco. Setelah puas menghancurkan show room, massa kemudian bergerak
kembali ke arh timur dan menghancurkan dealer sepeda motor
Yamaha. Di tempat tersebut 25 motor di keluarkan dan di tumpuk di tengah jalan,
lalu di bakar ramai ramai.
Dari
pantauan KR di lapangan, bangunan yang habis menjadi sasaran amukan massa
antara lain wisma lippo, Bank tamara, bank BII purwosari, BCA purwosari,
Mathari purwosari dan super ekonomi.
Sasaran
lainya yaitu pertokoan di bilangan secoyundan, puluhan pertokoan di jalan
Slamet Riyad. Kemudian massa mengalihkan sasran pembakaran pada kawasan elit di
solo baru. Gedunng bioskop termegah Atrium 21 di komplek solo baru tidak luput
dari aksi pembakaran, termasuk rumah mewah milik “orang penting “ di Jakarta.
Sejak
pecahnya kerusuhan di kota solo itu, kegiatan perekonomian lumpuh total.
Seluruh toko perkantoran dan warung warung kecil serentak tutup. Aparat
keamanan dari polri yang gagal mencegah amukan massa juga di tarik dari pos
posnya dan di kumpulkan di Mapolwil,Polres,Polsek dan kantor satlantas”
Ternyata
di kota solo yang sebagai salah satu pusat kebudayaan msyarakat jawa yang adiluhung,
klasik dan halus tidak mampu mencegah prilaku masyrakat bertindak brital dan
melakukan amok massa menurut Nugroho.Trisnu B, GN Foster dan BG
Anderson (1986; 115) termasuk penyakit budaya khusus yang menjadi
bagian dari penyakit jiwa. Penyakit budaya khusus ini bias diketahui dari para
misionaris periode awal yang dihubungkan dengan kelompok kelompok ras dan etnis
yang khusus.
Para
demonstarn menuntut pelakssanan reformasi Indonesia. Dengan kejadian kerusuhan
pada tanggal 13-14 Mei 1998 dan kerusuhan yang ada di Surakarta pada tanggal
14-15 Mei 1998 para aparat keamanan meningkatkan kesiagaan khususnya menghadapi
para masa demonstran yang ada diseluruh Indonesia yang akan digelar pada
tanggal 20 Mei 1998. Bagi masa depan gerakan massa mewujudkan reformasi
sendiri, berbagai kerusuhan dan anarki yang telah terjadi bisa mengancam
dan mengagalkan cita cita reformasi. Gerakan yang berkembang sekarang ini tidak
lain alat politik yang secara tersembunyi menyuarakan kepentingan politik elit
yang terlempar dari posisi-posisi startegis. Maka pesan-pesan politik sebagai
strategi menembus jalan buntu dilakukan secara tidak manusiawi, terkadang
dengan korban manusia.Disini kita dapat melihat kekejian tentang politik di
tanah air.Gerakan terus menerus secara frontal, bahkan memicu kerusuhan, di
satu sisi para aktiviss semakin tidak jelas sehingga kerusuhan menjadi tujuan
demonstrasi. Radikalisasi massa di solo dan Jakarta tidak bias dikendalikan
oleh para aktivis gerakan massa mewujudkan reformasi. Akan tetapi gerakan massa
reformasi juga di untungkan oleh adanya amok massa yang berupa penjarahan,
pembakaran dan perampokan arena amok massa menjadi tekanan kepada penguasa.
Presiden Suharto mundur karena adanya tekanan dari amok massa yang untuk
mlengserkan ke pemerintahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar