Minggu, 16 Oktober 2016

Metode Mengajar Matematika

Empat macam pertanyaan kurikulum
  Mengapa?
  Apa?
  Bagaimana?
  Kepada Siapa?
DEFINISI MENGAJAR
  Mengajar akan efektif bila didasarkan pada prinsip – prinsip belajar
  Belajar akan efektif dan efesien bila kesiapan mental siswa diperhitungkan
Mengajar:
    Suatu proses interaksi antara guru dan siswa , dalam hal ini guru mengharapkan siswa mendapatkan pengetahuan, kemampuan/keterampilan dan sikap yang dipilih guru sehingga relevan dengan tujuan pendidikan dan disesuaikan dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa
Metode Mengajar
  Suatu cara atau teknik mengajar topik-topik tertentu yang disusun secara teratur dan logis
Terdapat Dua Segi:
  Interaksi antara guru dengan siswa
  Interaksi antara siswa dengan materi yang dipelajari
Interaksi antara Guru dengan Siswa
  Guru menyampaikan pengetahuan/pengalaman kepada siswa-siswa dan pengetahuan/pengalaman itu dapat diterima oleh siswa-siswanya tersebut, tentu terjadi interaksi antara
Macam Metode Interaksi Guru dengan Siswa
(1). Metode Ceramah
  Suatu cara untuk menyampaikan ide danmemberikan informasi dengan berbicara
  Ciri: Guru berbicara terus-menerus di depan kelas sedang para siswa sebagai pendengar
  Metode  ceramah bentuk belajar-mengajar satu arah  
Contoh:
  Guru akan mengajarkanHimpunan, guru mempersiapkan materi di rumah kemudian diberikan di depan kelas
Guru langsung berbicara:
  Nah, anak-anak, pengertian himpunan penting di dalam mempelajari matematika. Himpunan itu adalah…..dst
  Metode ceramah yang diselingi tanya jawab antara guru dan siswa disebut metode ekspositori
  Metode ekspositori yang berporsi tanya jawabnya lebih banyak dikalasifikasikan metode diskusi
Kekuatan Metode Ceramah
  Isi silabus dapat diselesaikan menurut jadwal
  Dapat menampung kelas besar
  Konsep dan keterangan yang disampaikan guru dapat urut
  Guru dapat menekankan hal-hal yang penting untuk dipelajari
Kelemahan Metode Ceramah
  1. Penerimaan dan ingatan kepada konsep atau informasi bukan maksud dari belajar matematika.belajar matematika mengutamakan proses berfikir
  2. Siswa-siswa menjadi pasif
  3. Guru tidak dapat memberikan bimbingan individu siswa
  4. Kepadatan konsep membuat siswa tidak mapu menguasai bahan-bahan tsb
  5. Pelajaran berjalan membosankan
  6. Ingatan yang diperole mudah dilupakan 
Metode Diskusi
  Metode merupakan bentuk belajar –mengajar dimana terjadi interaksi antara  guru dengan siswa dan siswa dengan siswa
  Diskusi dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok kecil atau keseluruhan kelas
  Diskusi kelompok akan bermanfaat, bila setiap kelompok melaporkan hasil kegiatan kepada kelas secara keseluruhan
  Diskusi seluruh kelas dapat dipergunakan dengan jalan tanya jawab
Kekuatan Metode Diskusi
  Siswa Terlibat Aktif
  Siswa Berkesempatan berlatih berani mengemukakan pendapat di depan umumsecara sistematik, mendengarkan dan menanti giliran secara tertib serta menanggapi pendapat orang lain secara kritis
KELEMAHAN METODE DISKUSI
   Bila kelompok heterogen, siswa yang pandai akan mendominasi dalam diskusi sedang siswa yang kurang pandai menjadi pasif
  Jika anggota kelompok tidak ada yang pandai, maka tidak akan menghasilkan sesuatu sehingga proses belajar menjadi tidak efektif
  Waktu yang diperlukan banyak, bahkan membuang-buang waktu bila setiap topik matematika didiskusikan
(2). Metode Belajar Sendiri
  Bentuk proses belajar perorangan di bawah bimbingan guru
  Metode ini dapat dipergunakan untuk satu mata pelajaran yang berdiri sendiri, sebagian dari satu mata pelajaran atau atas prakarsa siswa sendiri
  Metode ini bermanfaat untuk memupuk keterampilan dan kebiasaan belajar sendiri
  Bentuk metode : sistem modul
Kekuatan Metode Belajar Sendiri
  Siswa yang pandai akan maju terus, siswa yang kurang pandai tidak perlu  menggunakan waktu yang sama dengan rekan-rekanya yang pandai untuk memahami suatu konsep
  Minat perorangan dapat terpenuhi sehingga memungkinkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar
Kelemahan Metode Belajar Sendiri
  Siswa bersifat Egois
  Tidak memupuk Kerjasama
  Hubungan guru dan siswa kurang kasih sayang
  Guru harus mengetahui jalan pikiran dan perkembangan siswanya secara indiidu dengan memberikan sumber-sumber belajar yang relevan,sehingga guru dituntut berkemampuan tinggi. Hal ini sulit dilaksanakan di Indonesia
(3). Metode Laboratorium
  Metode ini berprinsip, matematika tidak sekedar membaca tetapi belajar sambil bekerja
  Metode ini, belajar sambil mengobservasi dan berjalan dari konkret ke abstrak
  Siswa tudak hanya mendengarkan informasi tetapi siswa mengerjakan sesuatu
Cara melaksanakan Metode Laboratorium
Bermain
    Dengan bermain siswa mengkonstruksi pola-pola matematika
Kartu
    Ide-ide matematika dipelajari siswa melalui instruksi-instruksi, pertanyaan-pertanyaan dan latihan yang ditulis dalam kartu-kartu. Kartu-kartu dibuat dengan bermacam-macam tingkat kesukaran.
Kriteria Cara menyusun kartu
  Konsep matematika atau generalisasi merupakan tujuan
  Materi harus diarahkan ke menemukan konsep atau generalisasi
  Materi harus menarik
  Petunjuk yang ditulis di kartu harus jelas dan mudah diikuti siswa dan harus mampu membawa siswa ke kesimpulan yang dikehendaki
  Sistem kartu harus memungkinkan siswa bekerja. Kartu-kartu harus disusun sebagai berikut:
  Sederatan konsep sebagai tugas yang berhubungan
  Untuk konsep yang sama disajikan dengan cara yang berbeda. Pembentukan konsep harus diikuti latihan-latihan soal untuk membuat yakin konsep yang dipelajari benar-benar telah dimengerti siswa sebelummempelajari konsep-konsep berikutnya
Contoh:
Kartu 1
Tujuan: siswa mampu menunjukkan himpunan semesta    dan komplemen dari suatu himpunan
Prasyarat: Konsep himpunan, kesamaan antara dua himpunan dan diagram Venn
Diketahui:  A ={semua bilangan asli}, B={semua bilangan asli ganjil}, C={semua bilangan asli genap}.
Nyatakan himpunan-himpunan tersebut dengan diagram venn. Di sini, A merupakan suatu himpunan semesta. C adalah komplemen B, dinyatakan dengan C=Bc. B merupakan komplemen dari…….. Dan dinyatakan ………
Kartu 2
P={1,2,3,….,10}
Q={1,2,3,…,8}
R={2,3,4}
S={2,7}
Di sini P merupakan himpunan semesta
Lukis diagram venn dari himpunan-himpunan di atas.
  Qc=……
  Rc=……
  Sc=…….
Kartu 3
  Dari karu 1 dan kartu 2 dapatlah dikatakan bahwa himpunan semesta itu bergantung kepada semesta pembicaranya. Di kartu 1 semesta pembicaranya adalah semua bilangan asli,karena itu himpunan semestanya adalah A. kartu 2 semesta pembicaranya adalah bilangan bulat 1 sampai 10, karana itu himpunan semestanya adalah P
Kartu 4
  Memuat latihan soal
KEKUATAN METODE  LABORATORIUM
  Siswa akan gemar menyelesaikan masalah yang didasarkan pada pengalaman sendiri
  Prinsip psikologis terpenuhi yaitu konsep atau generalisasi berjalan dari hal konkret ke abstrak
  Pengertian akan dicapai oleh siswa
  Siswa bekerja bebas  dan membantu pertumbuhan pribadi siswa
  Memunginkan siswa saling bekerja sama dalam arti pertukaran ide
KELEMAHAN METODE LABORATORIUM
  Tidak memberikan latihan berpikir matematika bagi siswa , bila pekerjaan laboratoris murni dilaksanakan terpisah dengan pelajaran matematika
  Tidak semua topik matematika dapat dikerjakan dengan metode laboratorium
  Perencanaan perlu disusun dengan teliti, bila tidak siswa akan sekedar bermain-main dengan alat-alat
  Metode ini cocok untuk siswa-siswa kelas rendah.
       Bermain: cocok untuk siswa tahap operasi konkret
       Sistem kartu: siswa tahap akhir operasi konkret dan permulaan operasi formal
  Guru hanya menguasai kelas kecil
  Kecenderungan siswa saling mencontih


METODE INTERAKSI ANTARA SISWA DENGAN MATERI
(1) METODE INDUKTIF
    Metode ini berjalan dari konkret ke abstrak, dari contoh khusus ke rumus umum
(2) METODE DEDUKTIF
    Metode ini berjalan dari umum ke khusus, dari abstrak ke konkret dan dari rumus tau teorema ke contoh-contoh
    Metode deduktif sejalan dengan metode ceramah
(3) Metode Penemuan
    Suatu cara penyampaian topik-topik matematika sedemikian sehingga prose belajar memungkinkan siswa menemukan sendiri pola-pola atau struktur-struktur matematika melalui serentetan pengalaman-pengalaman belajar yang lampau. Metode penemuan yang cocok: metode penemuan terbimbing
(4) Metode Analitis
  Metode ini berjalan dari yang tidak diketahui ke yang diketahui. Masalah yang akan diselesaikan perlu dipreteli, sehingga jelas hubungan antara data yang satu dengan data yang lain yang sudah diketahui.
  Contoh: diketahui sin A= 3/5 (Alancip) tentukan tg A
(5) Metode Sintesis
  Metode ini lawan dari metode analitis. Metode ini berjalan dari yang diketahui ke yang tidak diketahui
  Contoh:   Hitunglah tg A bila sin A = 3/5 ( a sudut lancip)
Prinsip yang diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar
  Metode mengajar harus membangkitkanrasa ingin tahu siswa lebih jauh terhadap meteri pelajaran
  Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah
  Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk selalu ingin menguji kebenaran sesuatu
  Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan
  Memungkinkan siswa untuk menyimak
  Memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri
  Memungkinkan siswa untuk belajar secara bekerja sama
  Memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar
  Tujuan pembelajaran atau Kompetensi Siswa
  Kognitif, afektif, psikomotorik
  Karakteristik Bahan Pelajaran /materi pelajaran:
1)      Aspek dalam materi pelajaran:
2)      Aspek konsep
3)      Aspek fakta
4)      Aspek prinsip
5)      Aspek nilai
6)      Aspek keterampilan intelektual
7)      Aspek keterampilan psikomotorik
Waktu yang digunakan
Faktor siswa

Fasilitas Media dan sumber belajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar