A.
ASAL USUL NAMA DESA CIOMAS
Desa Ciomas
setelah ditinggalkan pendirinya, kemudian datang 3 orang perempuan menuju sumur
pinggir Cisaat tersebut, mereka beridiri disitu bersama
pengiringnya yang bernama Raden Semar.
Adapun nama tiga perempuan itu
adalah :
1.
Nyi Mas Ciptarasa
2.
Nyi Mas Intansari
3.
Nyi Mas Malayangsari
Setelah ketiga
perempuan beserta pengiringnya berdiam ditempat tersebut,kebetulan salah
seorang dari ketiga itu, cincinnya jatuh ke dalam sumur tersebut dan air sumur
itu mendadak kuning airnya seperti emas, maka kemudian desa yang didirikan
pengembara terdahulu, karena belum mempunyai nama desa, maka dinamakan atau
deberi nama Desa Ciomas mengambil gambaran dari air sumur yang
seperti emas itu ( Cai Emas ).
Setelah
memberi nama dengan nama Desa Ciomas , ketiga perempuan beserta pengiringnya
itu kemudian pergi tidak diterangkan kemana mereka perginya.
B.
PEMINDAHAN SUMUR DAN KUNCEN SIRAH DAYEUH DAN
CIBUNTU
Karena keadaan
alam bencana ,lama kelamaan sumur tersebut terbawa arus kali Cisaat , sehingga
sumur tersebut hilang, kemudian oleh kuncennya pada waktu itu yang bernama Ki
Utun dibuat lagi dipindahkkan tempatnya dari tempat semula yang sumurnya sampai
sekarang ada di komplek Sirah Dayeuh.
Kemudian
datang pula klana baru yang bernama Rama Buyut Raden Brahma dan ia berdiam di
sebelah utara Sirah Dayeuh yaitu Cibuntu, karena ada sumber air yang mengalir
tapi tidak ada kelangsungannya atau ( Buntu ) yang mana di tempat itu terdapat
keterangan keramatnya bagi siapa yang ingin tuntas perkaranya,begitu juga di
tempat Sirah Dayeuh ada keramatnya untuk minta dikabulkan apa yang
dikehendakinya dengan izin Tuhan sampai sekarang kedua tempat tersebut banyak
dikunjungi bagi yang memerlukan dan mempercayainya.
Adapun juru
kunci Sirah Dayeuh dan Cibuntu setelah Ki Utun , tidak ada keterangan siapa-
siapa lagi penggantinya, hanya yang diketahui adalah Ibu Sayem hingga meninggal
dunia kemudian diganti oleh keturunannya bernama Ibu Imboh. Kerena sekarang
sudah meninggal lagi diganti oleh anaknya yang bernama saudara Karsam.
C.
DESA CIOMAS DAN SUSUNAN KEPALA DESA CIOMAS (
KUWU ) SAMPAI DESA CIOMAS DIBAGI MENJADI DUA ( DIMEKARKAN TAHUN 1984 )
Adapun Desa
Ciomas setelah didirikan sampai dimekarkan, menurut sejarah Kabupaten
Majalengka , telah merasa dijadikan Kecamatan Ciomas sejak tahun 1874 (
Staatsblad No. 73 1 april 1874 ) ialah Kecamatan Ciomas Kewadanaan Maja
Kabupeten Majalengka dan sampai tahun 1883 masih
tercatat Kecamatan Ciomas
( menurut
ordonasi tanggal 12 Desember 1883 ) selanjutnya berdasarkan organisasi
pembagian wilayah Kabupaten majalengka tahun 1927 Ciomas sudah tidak tercantum
lagi sebagai Kecamatan Ciomas dan tidak ada keterangan pasti tahun berapa
sesungguhnya Kecamatan Ciomas itu ditiadakan.
Menurut
catatan jumlah kepala desa , sampai Desa Ciomas dimekarkan ada 34 kuwu dan
sampai seorang pejabat kepala desa pula mengalami lima kali pindah alun-alun
selama tiga jaman penjajah Belanda , penjajah Jepang dan jaman merdeka
Pemerintah R.I
1.
Jaman Penjajah Hindia Belanda
1.
Alun – alun di Pakuwon 3 kuwu
1.
Kuwu Rama Buyut Candrajiwa
2.
Kuwu Rama Buyut Jiwamapatari
3.
Kuwu Rama Buyut Batara
4.
Alun – alun di Dukuh Muncang 12 kuwu
1.
Kuwu Dipakerti
2.
Kuwu Sacaprana
3.
Kuwu Singadiwangsa
4.
Kuwu Singakerti
5.
Kuwu Mante Gede
6.
Kuwu Wangsadinata
7.
Kuwu Wirayuda
8.
Kuwu Demang Jurang Paringga
9.
Kuwu Raksa Sedana
10.
Kuwu Ranten
11.
Kuwu Demang Jurang Paringga
12.
Kuwu Sacadibrata
13.
Alun – alun di Komplek Kuburan Bosok 6 Kuwu
1.
Kuwu Raksatunggangan
2.
Kuwu Singaprana
3.
Kuwu Ngabai Tirtalayuan
4.
Kuwu Demang Tirta Supaya
5.
Kuwu Ngabai Tirta Sumbaga
6.
Kuwu Nasu
14.
Alun – alun di Komplek Bukanten Utara Rumah
Hasan Sumantri 6 kuwu
1.
Kuwu Demang Tirta Sumbaga
2.
Kuwu Nayapraha
3.
Kuwu Raden Jayadinata
4.
Kuwu Anggadipraja
5.
Kuwu Aki Saripan
6.
Kuwu Aki Jumani
15.
Alun – alun sekarang sebelah Barat Rumah Hasan
Sumantri 7 kuwu
1.
Kuwu Surawangsa Desi
2.
Kuwu Adiwijaya
3.
Kuwu Arjawinata
4.
Kuwu Wirjadijaya
16.
Jaman Penjajah Belanda dan Jepang
1.
Kuwu Surakarya
17.
Jaman Republik Indonesia
1.
Kuwu A. Fakih Sumapraja
2.
Kuwu Dasta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar