Peranan Filsafat
Pendidikan
Peranan filsafat
pendidikan ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu:
Metafisika
Metafisika
Metafisika merupakan
bagian filsafat yang mempelajari masalah hakekat: hakekat dunia, hakekat
manusia, termasuk di dalamnya hakekat anak. Metafisika secara praktis akan
menjadi persoalan utama dalam pendidikan. Karena anak bergaul dengan dunia
sekitarnya, maka ia memiliki dorongan yang kuat untuk memahami tentang segala
sesuatu yang ada. Memahami filsafat ini diperlukan secara implisit untuk
mengetahui tujuan pendidikan. Seorang guru seharusnya tidak hanya tahu tentang
hakekat dunia dimana ia tinggal, tetapi harus tahu hakekat manusia, khususnya
hakekat anak. Hakekat manusia: Manusia adalah makhluk jasmani rohani Manusia
adalah makhluk individual social Manusia adalah makhluk yang bebas Manusia
adalah makhluk menyejarah
Epistemologi
Kumpulan pertanyaan berikut yang berhubungan dengan para guru adalah epistemologi. Pengetahuan apa yang benar? Bagaimana mengetahui itu berlangsung? Bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengetahui? Bagaimana kita memutuskan antara dua pandangan pengetahuan yang berlawanan? Apakah kebenaran itu konstan, ataukah kebenaran itu berubah dari situasi satu kesituasi lainnya? Dan akhirnya pengetahuan apakah yang paling berharga?
Epistemologi
Kumpulan pertanyaan berikut yang berhubungan dengan para guru adalah epistemologi. Pengetahuan apa yang benar? Bagaimana mengetahui itu berlangsung? Bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengetahui? Bagaimana kita memutuskan antara dua pandangan pengetahuan yang berlawanan? Apakah kebenaran itu konstan, ataukah kebenaran itu berubah dari situasi satu kesituasi lainnya? Dan akhirnya pengetahuan apakah yang paling berharga?
Bagaimana menjawab
pertanyaan epistemologis tersebut, itu akan memiliki implikasi signifikan untuk
pendekatan kurikulum dan pengajaran. Pertama guru harus menentukan apa yang
benar mengenai muatan yang diajarkan, kemudian guru harus menentukan alat yang
paling tepat untuk membawa muatan ini bagi siswa. Meskipun ada banyak cara
mengetahui, setidaknya ada lima cara mengetahui sesuai dengan minat /
kepentingan masing-masing guru, yaitu mengetahui berdasarkan otoritas, wahyu
tuhan, empirisme, nalar, dan intuisi. Guru tidak hanya mengetahui bagaimana
siswa memperoleh pengetahuan, melainkan juga bagaimana siswa belajar.
Dengan demikian
epistemologi memberikan sumbangan bagi teori pendidikan dalam menentukan
kurikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan kepada anak dan bagaimana cara
untuk memperoleh pengetahuan tersebut, begitu juga bagaimana cara menyampaikan
pengetahuan tersebut
Aksiologi
Aksiologi
Cabang filsafat yang
membahas nilai baik dan nilai buruk, indah dan tidak indah, erat kaitannya
dengan pendidikan, karena dunia nilai akan selalu dipertimbangkan atau akan
menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan tujuan pendidikan. Langsung atau
tidak langsung, nilai akan menentukan perbuatan pendidikan. Nilai merupakan
hubungan social.
Pertanyaan-pertanyaan
aksiologis yang harus dijawab guru adalah: Nilai-nilai apa yang dikenalkan guru
kepada siswa untuk diadopsi? Nilai-nilai apa yang mengangkat manusia pada
ekspresi kemanusiaan yang tertinggi? Nilai-nilai apa yang bener-benar dipegang
orang yang benar-benar terdidik? Pada intinya aksiologi menyoroti fakta bahwa
guru memiliki suatu minat tidak hanya pada kuantitas pengetahuan yang diperoleh
siswa melainkan juga dalam kualitas kehidupan yang dimungkinkan karena
pengetahuan. Pengetahuan yang luas tidak dapat memberi keuntungan pada individu
jika ia tidak mampu menggunakan pengetahuan untuk kebaikan
Filsafat pendidikan
terdiri dari apa yang diyakini seorang guru mengenai pendidikan, atau merupakan
kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional guru. Setiap guru baik
mengetahui atau tidak memiliki suatu filsafat pendidikan, yaitu seperangkat
keyakinan mengenai bagaimana manusia belajar dan tumbuh serta apa yang harus
manusia pelajari agar dapat tinggal dalam kehidupan yangbaik. Filsafat
pendidikan secara fital juga berhubungan dengan pengembangan semua aspek
pengajaran. Dengan menempatkan filsafat pendidikan pada tataran praktis, para
guru dapat menemukan berbagai pemecahan masalah pendidikan
Terdapat hubungan yang
kuat antara perilaku guru dengan keyakinannya:
- Keyakinan mengenai pengajaran dan pembelajaran. Komponen penting filsafat pendidikan seorang guru adalah bagaimana memandang pengajaran dan pembelajaran, dengan kata lain, apa peran pokok guru? Sebagian guru memandang pengajaran sebagai sains, suatu aktifitas kompleks. Sebagian lain memandang sebagai suatu seni, pertemuan yang sepontan, tidak berulang dan kreatif antara guru dan siswa. Yang lainnya lagi memandang sebagai aktifitas sains dan seni. Berkenaan dengan pembelajaran, sebagian guru menekankan pengalaman-pengalaman dan kognisi siswa, yang lainnya menekankan perilakusiswa,
- Keyakinan mengenai siswa. Akan berpengaruh besar pada bagaimana guru mengajar? Seperti apa siswa yang guru yakini, itu didasari pada pengalaman kehidupan unik guru. Pandangan negatif terhadap siswa menampilkan hubungan guru-siswa pada ketakutan dan penggunaan kekerasan tidak didasarkan kepercayaan dankemanfaatan.Guru yang memiliki pemikiran filsafat pendidikan mengetahui bahwa anak-anak berbeda dalam kecenderungan untuk belajar dan tumbuh,
- Keyakinan mengenai pengetahuan Berkaitan dengan bagaimana guru melaksanakan pengajaran. Dengan filsafat pendidikan, guru akan dapat memandang pengetahuan secara menyeluruh, tidak merupakan potongan-potongan kecil subyek atau fakta yang terpisah,
- Keyakinan mengenai apa yang perlu diketahui Guru menginginkan para siswanya belajar sebagai hasil dari usaha mereka, sekalipun masing-masing guru berbeda dalam meyakini apa yang harus diajarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar