Pendekatan Subjek Akademik
Pada pendekatan subjek akademik
menggunakan bidang studi atau mata pelajaran sebagai dasar organisasi
kurikulum, misalnya matematika, sains, sejarah, geografi, atau IPA, IPS, dan
sebagainya seperti yang lazim didapati dalam system pendidikan sekarang ini
disemua sekolah dan perguruan tinggi.
Yang diutamakan dalam pendekatan ini
adalah penguasaan bahan dan proses dalam disiplin ilmu tertentu. Karena setiap
ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi tertentu dan berbeda dengan
sistematisasi ilmu lainnya. Pengembagan kurikulum subyek akademik dilakukan
dengan cara menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari
peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu.
Dari pendekatan subjek akademik ini
diharapkan agar peserta didik dapat menguasai semua pengetahuan yang ada di
kurikulum tersebut. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka
pendidikan lebih bersifat intelektual. Kurikulum subjek akademik tidak berarti
hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara
berangsur-angsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses
belajar yang dipilih sangat bergantung pada hal apa yang terpenting dalam
materi tersebut.
Sekurang-kurang ada tiga pendekatan
dalam perkembangan Kurikulum Subjek Akademis:
Pendekatan pertama, melanjutkan pendekatan
struktur pengetahuan. Murid-murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji
fakta-fakta dan bukan sekadar mengingat-ingatnya.
Pendekatan kedua, adalah studi yang
bersifat integrative. Pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan
masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan yang lebih
komprehensif-terpadu. Pelajaran tersusun atas satuan-satuan pelajaran, dalam
satuan-satuan pelajaran tersebut batas-batas ilmu menjadi hilang.
Pengorganisasian tema-tema pengajaran didasarkan atas fenomena-fenomena alam,
proses kerja ilmiah dan problema-problema yang ada.
Pendekatan ketiga, adalah pendekatan
yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis. Mereka tetap mengajar
berdasarkan mata-mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan
masalah-masalah matematis. Pelajaran-pelajaran lain seperti ilmu kealaman, ilmu
sosial, dan lain-lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis
pemecehan masalah dalam kehidupan.
Dalam pendekatan pengembangan
kurikulum ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tujuan
Tujuan kurikulum subjek akademik adalah pemberian
pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses
“penelitian”. Para siswa harus belajar mengunakan pemikiran dan dapat
mengontrol dorongan-dorongannya, sehingga diharapkan siswa mempunyai konsep dan
cara yang terus dapat dikembangkan di masyarakat yang lebih luas.
b.
Metode
Metode yang banyak digunakan dalam pendekata subjek
akademik adalah pendekatan metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan
guru kemudian dielaborasi (dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai.Dalam
materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah penting, kemudian
dirumuskan dan dicari cara pemecahannya.
c.
Organisasi isi
Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran)
kurikulum subyek akademik. Pola-pola organisasi yang terpenting di antaranya:
1)
Correlated curriculum, adalah pola
organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajari dalam suatu
pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2)
Unified atau Concentrated, adalah
pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu,
yang mencakup materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.
3)
Intregrated curriculum, kalau dalam
unified masih tampak warna displin ilmunya, maka dalam pola yang integrated
warna disiplin ilmu tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar
diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
4)
Problem Solving curriculum, adalah
pola organisasi isi yang beriisi topic pemecahan masalah social yang dihadapi
dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh
dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.
5)
Evaluasi
Kurikulum subjek akademik menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi
disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran. Dalam bidang studi
humaniora lebih banyak digunakan bentuk uraian (essay test) dari tes objektif.
Karena bidang studi ini membutuhkan jawaban yang merefleksikan logika,
koherensi, dan integrasi secara menyeluruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar