Kedewasaan dan sikap yang dewasa adalah hal yang sangat penting untuk
dimiliki setiap individu. Sebaliknya sikap kekanakan adalah sumber dari banyak
masalah dalam pergaulan atau kehidupan sosial. Kedewasaan adalah sebuah kondisi
diri dan sikap yang bisa menyelesaikan banyak masalah dan menjadikannya selaras
dengan sekitarnya.
Bahkan kedewasaan bisa mencegah timbulnya masalah dalam pergaulan dan
kehidupan sosial. Bisa dikatakan, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik
jika masing-masing individu bisa bersikap lebih dewasa dalam segala hal.
Kedewasaan adalah hal yang sangat penting, tapi apakah kita pernah
benar-benar berfikir apa sebenarnya arti
Kedewasaan dan bagaimana bersikap dewasa ? Mari kita membahasnya…
Kalau anda menginginkan jawaban yang
singkat, Dewasa adalah D-E-W-A-S-A.
Kalau anda menginginkan jawaban yang
komperehensif, dewasa adalah :
·
Mau Menerima Nasehat Yang Baik
Salah satu bentuk Kedewasaan yang
utama adalah mau menerima nasehat terutama jika itu nasehat yang baik. Jika
salah mau diingatkan dan diberitahu yang baik, dan mau menerima nasehat supaya
dirinya menjadi lebih baik atau melakukan hal yang benar. Tidak keras kepala,
bebal dan keras hati, hanya memikirkan keinginannya saja tidak peduli dengan
nasehat yang baik padahal apa yang dilakukan sudah jelas-jelas salah. Sikap
dewasa adalah peduli dengan kebaikan, mau mendekat dengan hal-hal baik, mau
mencari tahu kebaikan dan mau menghiraukan nasehat-nasehat yang baik.
·
Memiliki Kesadaran Yang Lebih Tentang
Hal-Hal
Kedewasaan biasanya pertama kali
muncul dalam bentuk kesadaran yang lebih tentang hal-hal. Kesadaran yang
mencakup hal yang lebih luas dan menyeluruh dalam hidup. Orang yang dewasa
sadar apa yang dikatakannya, apa yang dilakukannya, apa yang terjadi dalam dirinya,
apa yang sedang terjadi di sekitarnya, apa yang terjadi pada orang lain, apa
masalah yang mungkin timbul dari hal yang sedang terjadi dsb.
Meskipun manusia tidak sempurna dan
tidak mungkin bagi seseorang untuk sadar 100% tentang semua hal, tapi pribadi
yang dewasa mempunyai kesadaran tentang hal-hal setidaknya dengan cakupan yang
lebih luas dan dalam daripada orang pada umumnya. Karena kesadaran sudah
muncul, pribadi yang dewasa akan mudah untuk diajak berdiskusi, dealing untuk
suatu hal dan juga mudah untuk diajak menyelesaikan masalah yang ada. Easy to
deal with person.
·
Memiliki Pemahaman Diri Yang Baik
Kedewasaan yang utama adalah memiliki
pemahaman diri yang baik. Dan ini mencakup memahami apa kelebihan kita, apa
kekurangan kita, apa sisi dalam diri kita yang perlu dibenahi dan dirubah.
Kemudian merespon berdasarkan kebutuhan yang bersumber dari pemahaman diri
tersebut. Misalnya, jika merasa dan memahami bahwa diri kurang religius
kemudian mendekat dan bergaul dengan orang-orang yang lebih religius. Supaya
diri terbantu untuk bisa menjadi lebih religius. Jika paham diri kurang sabar
maka mendekat dan bergaul dengan orang-orang yang lebih sabar. Jika paham diri
egois maka bergaul dengan orang-orang yang lebih toleran dsb.
Pemahaman diri yang baik sangat
krusial karena itu membuat kita merespon dengan cara yang membaikkan diri kita
dan bukan sebaliknya. Ibarat misal kita paham diri kita adalah “Api”, kita
mencari “Air” untuk menetralisir. Tapi jika misalnya kita “Api” dan tidak sadar
bahwa kita “Api”, mungkin kita justru akan mencari bensin dan membuat segala
sesuatunya ‘terbakar’. Sebaliknya pemahaman diri yang kurang itu sifat
kekanakan yang utama, seringnya merespon dengan cara yang justru membuat segala
sesuatunya menjadi semakin buruk. Jadi langkah pertama untuk belajar menjadi
dewasa adalah dengan berusaha memiliki pemahaman diri yang baik.
·
Bagus Dalam Menahan Diri
Menahan diri adalah salah satu hal
paling bagus yang bisa dilakukan manusia. Bahkan ada ritual yang diwajibkan dan
itu fokus untuk menahan diri : Puasa. Apa esensi dari puasa? Apakah sekedar
menahan lapar dan haus? Tentu saja tidak. Esensi puasa adalah menahan hawa dan
nafsu dan cakupan dari hawa dan nafsu itu luas. Contoh umum misalnya marah,
orang menjadi marah kalau tidak bisa menahan emosi. Dengan kata lain kegagalan
dalam menahan emosi. Dan solusi supaya seseorang menjadi tidak pemarah adalah
sering-sering belajar menahan emosinya.
Menahan diri, kami menyebutnya lebih
menyerupai seperti ‘olahraga’ yaitu sesuatu yang harus dilatih dengan kadar
sedikit demi sedikit sampai bisa melakukannya dengan baik. Orang yang dewasa
bisa menahan hal-hal yang tidak baik dari dirinya keluar dan merugikan
sekitarnya, sebaliknya bisa hanya memunculkan yang baik dari dirinya saja dan
itu juga baik untuk sekitarnya. Jadi banyaklah belajar menahan diri, menahan
segala sesuatu dari diri kita yang itu sumbernya dari hawa dan nafsu kita
karena itu pasti negatif. Bicara itu perlu, tapi banyak berbicara yang tidak
ada isinya dan tidak ada manfaatnya akan terlalu berlebihan. Jadi kita punya
hak berbicara tapi sebaiknya menahan diri untuk bicara hanya yang baik dan ada
manfaatnya saja. Makan itu perlu tapi kalau tidak menahan diri kita akan sering
makan sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk tubuh dan juga keluar banyak
biaya. Ada banyak orang yang hobi makan di tempat-tempat yang mahal. Tapi coba
pikirkan apakah yang dimakan itu bermanfaat untuk tubuh? Dan apakah tidak
keluar banyak biaya? Yang dimakan tidak ada manfaatnya untuk tubuh plus keluar
banyak uang. Daripada melakukan itu simple lebih baik orang yang makan di rumah
dengan masakan yang sederhana, murah tapi higienis dan bermanfaat untuk
tubuhnya. Itu beberapa contoh menahan diri secara positif. Jika seseorang terus
berlatih menahan diri, lama kelamaan dia sanggup menjadi “Master” untuk dirinya
sendiri. Dengan kata lain bisa mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri.
Dan itu pada akhirnya akan memunculkan kemampuan untuk mengalahkan salah satu
musuh besar manusia yaitu egonya sendiri.
·
Mempunyai Kemampuan Meredam Dan
Memanage Ego
Dalam banyak hal
sebenarnya individu dalam hati menyadari hal-hal yang harus disadarinya. Sering
terjadi yang menghambat dan membuat segala sesuatu semakin buruk adalah Ego.
Bisa dikatakan Ego adalah faktor penghambat terbesar untuk kita menjadi dewasa.
Kedewasaan dan Ego adalah musuh bebuyutan. Selama kita belum bisa meredam dan
memanage ego, kita belum akan bisa menjadi dewasa. Sebaliknya pribadi
yang dewasa sudah mempunyai kesadaran disaat tanda-tanda ego muncul di
dalam dirinya. Kemudian sanggup meredam dan memanage egonya sendiri supaya itu
tidak berbenturan dengan individu lain. Pribadi yang dewasa menganggap meredam
dan memanage ego adalah tanggung jawab sebagai individu. Karena sadar itu bisa
menimbulkan masalah, benturan atau konflik, memperburuk situasi dan menimbulkan
masalah-masalah yang tidak perlu.
·
Bisa Memposisikan Diri Dengan Baik
Bentuk kedewasaan yang lain yaitu
bisa memposisikan diri dengan baik. Paham dirinya sedang berada dimana,
bagaimana konteksnya, dimana batasan-batasannya dan apa hak dan kewajibannya.
Itu semua terjadi secara alami muncul dari dirinya tanpa diberitahu atau
dinasehati ( Sadar dengan sendirinya ). Contoh konkritnya begini, seseorang
menjadi pegawai di sebuah perusahaan. Di satu sisi dia merasakan beberapa
keluhan tentang sistem atau kenyamanan tempatnya bekerja kemudian mempunyai
beberapa keinginan atas hal itu. Darisitu dia ingin menyampaikan keinginannya
itu ke atasan atau siapapun yang berwenang membuat keputusan untuk hal itu.
Tapi di dalam menyampaikan keinginan itu sudah dibarengi dengan beberapa
kesadaran misalnya :
– Saya mempunyai keinginan dan berhak
untuk didengarkan.
– Di sisi lain ada individu-individu
lain di tempat saya bekerja dan mereka mempunyai hak yang sama. Maka dari itu
saya harus bersedia bernegosiasi dan berkompromi untuk mencari titik temu
dengan keinginan-keinginan yang berbeda.
– Karena hak saya juga dibatasi oleh
hak orang lain, saya harus bisa menerima seandainya tidak semua keinginan saya
bisa diakomodir demi untuk kebaikan bersama.
– Saya berhak menyampaikan keinginan
dan pendapat tapi atasan saya berhak membuat keputusan. Jika ternyata
keputusannya tidak sesuai dengan keinginan saya maka saya juga harus bisa
menerima itu ( Tidak dendam, emosi, merajuk dsb ).
– Jika ternyata keputusan perusahaan
tidak sejalan dengan keinginan saya, saya harus bisa menerima dan menghormati
itu. Tapi kalaupun saya tidak bisa menerima maka saya harus memahami bahwa itu
menjadi masalah saya pribadi, menjadi dealing saya dengan diri saya sendiri dan
pointnya adalah saya tidak bisa membuat segala sesuatu terjadi seperti
keinginan saya.
Itulah contoh situasi dari kedewasaan
dalam bentuk bisa memposisikan diri. Mungkin anda berfikir itu contoh yang
terlalu sempurna dan yang banyak terjadi tidak seperti itu. Itu benar seperti
yang sudah kami sampaikan bahwa manusia tidak sempurna. Tapi pribadi yang
dewasa kesadarannya dalam memposisikan diri setidaknya sudah mencakup area yang
lebih luas. Kita asumsikan ada 5 point yang harus disadari, dia sadar 4 point.
Dan meskipun ada point yang dia belum sadar, tapi untuk pribadi yang dewasa
tidak sulit untuk membuatnya sadar tentang itu. Dialog dan upaya untuk
membuatnya sadar itu akan minimal. Hal ini berhubungan dengan point
selanjutnya…
·
Mudah Dibuat Mengerti
Mudah dibuat mengerti, dengan kata
lain tidak keras kepala dan tidak kepala batu. Bersedia beradaptasi untuk
mencari sudut pandang yang tepat supaya dirinya bisa melihat sesuatu secara
proporsional. Jika ada kesalahpahaman, mudah untuk dijelaskan atau diluruskan.
Jika melakukan kesalahan, mudah untuk memahami kesalahannya dan mudah untuk
meminta maaf. Jika orang lain yang melakukan kesalahan, mudah untuk memaklumi
dan memaafkan. Orang yang kita tidak butuh mengeluarkan banyak upaya dan energi
untuk membuat dia mengerti dan memahami sesuatu hal, suatu kondisi atau suatu
masalah. Mudah diajak bicara dan diskusi untuk hal-hal yang sifatnya menuju
titik temu. Tidak perlu harus selalu ribut dan bertengkar untuk mencari titik
temu dari situasi-situasi yang ada.
·
Melihat Dan Menyimpulkan Sesuatu Secara
Imbang Dan Proporsional
Bentuk kedewasaan yang lain adalah
melihat dan menyimpulkan sesuatu secara bijak, sabar, imbang, di tengah-tengah
dan proporsional. Seperti apakah sikap kekanakan itu? Salah satunya adalah
melihat dan menyimpulkan sesuatu secara kebablasan, kalau gak bablas ke ‘kiri’
ya bablas ke ‘kanan’. Tidak bisa imbang atau di tengah-tengah. Ini adalah
akibat dari melihat dan menyimpulkan sesuatu masih dengan emosi. Situasi
dilihat dan disimpulkan sekedar supaya sesuai keinginan dan bukan bagaimana
dari sisi yang seharusnya( atau sisi yang benar ). Jadi sikap dewasa adalah
kebalikan dari itu.
Contoh situasinya begini, untuk orang
yang masih kekanakan jika melakukan kesalahan akan sulit untuk diingatkan
dengan tanpa menimbulkan masalah, atau dengan tanpa dia menyimpulkan teguran
yang diberikan kepada dirinya ‘keluar’ dari proporsi yang seharusnya. Teguran
yang disampaikan kepada dirinya, sulit untuk menemui ‘sasaran’ karena itu
diartikan bablas ke satu sisi atau sisi yang lainnya. Dan seringnya itu cuma
karena ingin menghindar dari kesalahan. Efeknya adalah hal yang simple jadi
rumit, bahkan untuk diri sendiri. Orang dengan sikap kekanakan menjadi pribadi
yang sulit untuk diajak bicara untuk mencari titik temu.
Sebaliknya orang dengan sikap dewasa
misal dia melakukan kesalahan, sebuah teguran yang tepat akan mudah menemui
sasaran dengan tanpa menimbulkan efek yang tidak perlu. Pribadi yang dewasa
bisa menerima teguran yang beralasan dengan bijak dan proporsional, sekaligus dengan
tanpa harus merasa rendah diri atau merasa diri buruk. Teguran itu direspon
secara positif dan tepat dan juga teguran tidak diartikan keluar dari
proporsinya hanya karena ingin mengelak dari kesalahan.
·
Selalu Bersedia ‘Menyisakan’ Ruang
Untuk Titik Temu
Apakah orang yang dewasa tidak bisa
salah paham dan tidak bisa mempunyai masalah dengan orang lain? Tentu saja bisa
karena sedewasa apapun seseorang tetap saja masih manusia biasa, dengan segala
sifat yang manusiawi. Tapi perbedaannya, jika orang yang dewasa salah paham
atau punya masalah dengan orang lain, dia bersedia menyisakan ruang untuk
terjadinya titik temu. Meskipun mungkin sudah menyimpulkan sesuatu tapi masih
bisa ditawar atau di ‘nego’ supaya ada jalan tengah atau titik temu dengan
pihak lain. Untuk apapun yang sudah disimpulkannya, masih bersedia mendengar
dan berpikiran terbuka supaya terjadi titik temu. Semua orang bisa salah paham
dan mempunyai masalah dengan orang lain, kedewasaan adalah pembeda dalam
bagaimana menyikapi hal tersebut. Jika terjadi masalah, sikap dewasa adalah
sikap yang mendukung terwujudnya titik temu, jalan keluar dan penyelesaian
masalah.
·
Melihat Situasi Dalam Bentuk Pilihan
Atau Opsi-Opsi
Kedewasaan adalah juga suatu kondisi
disaat di dalam diri kita sudah muncul kemampuan untuk memilah sikap dan respon
dalam bentuk opsi-opsi. Kemudian mempertimbangkan masing-masing opsi dan
memilih salah satu opsi yang dianggap terbaik sebagai SIKAP atau RESPON.
Jadi sebaliknya, Kekanakan adalah
kondisi dimana “Sikap” dan “Respon” masih sebuah hal yang impulsif begitu saja
muncul dari diri tanpa disadari dan dikendalikan.
Alaminya, apa yang terjadi di dalam
diri kebanyakan orang disaat berada dalam sebuah situasi atau masalah?
Merespon, dan salah satunya dalam bentuk sikap tapi “Respon” yang keluar dari
dalam diri itu sifatnya masih sebuah reflek. Sebuah spontanitas yang cenderung
tidak disadari dan tidak dikontrol. Muncul dengan begitu saja dari dalam diri
secara impulsif.
Kedewasaan adalah sebuah kondisi
diri, dimana kemampuan untuk mengontrol respon dan sikap itu sudah muncul.
Sebagai gambaran pribadi yang dewasa disaat berada dalam sebuah situasi atau
masalah akan berfikir : Apa saja opsi saya dalam situasi atau masalah ini dan
apa opsi terbaik yang bisa saya ambil sebagai Sikap atau Respon?
Hasil akhirnya tetaplah sebuah
“Sikap” dan “Respon” hanya perbedaannya, itu menjadi sebuah “Sikap” dan
“Respon” yang sudah dihitung dan dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya.
Darisitu, Sikap atau Respon itu menjadi sesuatu yang terukur efek dan dampaknya.
Dengan kata lain menjadi minimal dampak buruk atau dampak yang tidak diinginkan
yang muncul dari Sikap dan Respon tersebut.
Secara garis besar ini adalah
perbedaan bersikap dan merespon menggunakan logika dengan menggunakan emosi.
Kedewasaan adalah bersikap dan merespon dengan menggunakan logika, sebaliknya
Kekanakan adalah bersikap dan merespon dengan emosi. Dalam sebuah sikap atau
respon yang bersifat reflek dan spontan, faktor apa yang biasanya mempengaruhi
dan mengendalikan itu?
Rasa marah, jengkel, tersinggung.
cemas, khawatir, cemburu dan sebagainya. Intinya hal-hal yang bersumber dari
impuls, emosi atau perasaan. Karena itu muncul dari emosi biasanya efek atau
dampaknya menjadi tidak terukur, dalam arti banyak efek yang muncul bahkan
tidak disadari oleh individu yang mengeluarkan sikap dan respon tersebut.
Kemampuan memilih opsi-opsi dari
situasi atau masalah yang ada kemudian memilih opsi terbaik sebagai sikap atau
respon, artinya sangat luas. Jika individu sudah memiliki kemampuan itu di
dalam dirinya, itu bisa diartikan dirinya sudah memiliki Kedewasaan. Karena
pasti sudah terjadi proses sampai menuju kondisi tersebut. Itu bukanlah sebuah
pencapaian pribadi yang bisa begitu saja didapat dengan instan. Itu memerlukan
kebijaksanaan dan management diri yang baik dimana biasanya untuk mencapai itu,
individu biasanya sudah mempunyai banyak pengalaman hidup.
Pengalaman hidup adalah faktor
krusial yang mempengaruhi kedewasaan. Biasanya kita sulit menjadi dewasa tanpa
mengalami banyak hal terlebih dahulu. Pengalaman hidup berfungsi sebagai
semacam jam terbang. Dan seperti yang kita sudah tahu, di bidang apapun kita
butuh jam terbang untuk sampai pada performa terbaik.
Pengalaman hidup adalah juga proses
supaya kita mendapatkan sudut pandang terbaik dari suatu hal. Proses yang
terjadi dalam pengalaman hidup, adalah proses try and error dari hal-hal yang
menurut kita benar. Dimana proses itu terjadi dengan cara kita melakukan apa
yang menurut kita benar kemudian dari kejadian-kejadian hidup yang kita alami
yang memberitahu kita apakah yang menurut kita benar itu sudah benar atau
belum. Dari masalah, hambatan atau rintangan dari melakukan apa yang menurut
kita benar itulah yang akan memberi kita sudut-sudut pandang baru tentang apa
yang menurut kita benar. Analoginya seperti ilmuwan yang sedang melakukan riset
dan eksperiment. Eksperiment pasti dimulai dari sebuah ide tentang sesuatu, kemudian
itu di uji coba, terjadi sekian kesalahan, terus dicoba dengan cara, rumus atau
bahan yang berbeda sampai akhirnya menemukan formula terbaik. Pengalaman
memberikan dampak ke dalam hidup kita persis dengan cara seperti ini. Diawali
dengan kita melakukan yang kita pikir benar, darisitu muncul hambatan atau
masalah, kemudian kita berfikir apa solusinya dan pendekatan apa yang harus
dirubah, kemudian solusi dan pendekatan yang berbeda itu kita coba lakukan dan
begitu seterusnya sampai kita menemukan ‘formula’ terbaik.
Seorang ilmuwan tidak menemukan
formula terbaik dengan cara mempunyai ide, mencobanya sekali dan kemudian
selesai formula ajaib sudah ditemukan dengan begitu saja. Pasti ada proses
untuk itu yang cukup panjang. Sekian percobaan atau try and error, sekian
pendekatan yang dirubah, sekian rumus yang dirubah, sekian metode yang dirubah,
sekian bahan yang dirubah dan sebagainya. Begitu juga dengan proses kita
menjadi dewasa, itu tidak terjadi dengan begitu saja. Tapi terjadi dengan
awalnya kita melakukan hal yang menurut kita benar, try and error, mencoba
berbagai cara dan berbagai pendekatan sampai kita di titik mendapatkan sudut
pandang yang paling benar atau paling ideal dari sesuatu.
Semua proses yang terjadi itulah yang
pada akhirnya membawa kita pada sebuah kondisi yang disebut dengan Dewasa. Dan
seperti yang sudah kami sebutkan, Kedewasaan salah satunya adalah kemampuan
melihat situasi atau masalah yang ada dalam bentuk opsi-opsi kemudian memilih
opsi terbaik sebagai sikap atau respon. Hasil akhirnya itu membuat anda
mempunyai kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri dan sikap atas hal-hal
yang anda hadapi dalam hidup anda.
Kedewasaan yang
sempurna…
Bentuk kedewasaan yang terakhir ini
sangat sulit dan hanya sedikit yang benar-benar bisa melakukannya tapi asalkan
kita mau berusaha untuk itu, maka pasti akan ada kemajuan dalam kedewasaan
kita…
Kedewasaan yang sempurna adalah
disaat orang menyakiti anda, anda berusaha memahami dan memaklumi situasinya
dan tidak membalas menyakiti.
Seperti yang kita tahu, sangat jarang
kita melihat hal ini dan sangat sedikit contoh dari hal ini yang bisa kita
lihat dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan hal yang mudah dan sangat
berlawanan dengan kecenderungan manusia. Tapi yang diperlukan hanyalah kita mau
untuk mencoba dan tidak harus langsung bisa. Bisa itu sendiri akan datang
dengan berjalannya waktu setelah terus mencoba. Hal terpenting pertama adalah
menyetujui hal ini kemudian mau mencobanya. Atau kalaupun belum mau mencoba
tapi dalam hati membenarkan hal ini dulu dan berniat suatu saat mencobanya.
Apakah Kedewasaan
atau Sikap Dewasa bisa selalu bekerja?
Tergantung situasinya. Dalam konteks
hubungan dengan orang lain atau hubungan sosial, ada saatnya meskipun anda
sudah berusaha menjadi dewasa itu tidak membuat perbedaan. Jika anda berada
dalam sebuah komunitas yang semuanya masih kekanakan, kedewasaan anda mungkin
bukan hal yang dihargai dan juga tidak menyelesaikan masalah. Karena dalam
sikap dewasa itu artinya adalah anda berusaha bersikap dengan benar. Tapi anda berusaha
bersikap dengan benar itu bisa menjadi tidak berarti jika anda berada di
lingkungan yang bahkan tidak peduli dengan sikap. Anda berusaha bersikap dengan
benar di dalam lingkungan yang bahkan tidak peduli seperti apakah sikap yang
benar atau salah itu. Jika anda berada dalam situasi ini, kemungkinan besar
kedewasaan anda tidak membuat hal-hal yang tidak beres bisa menjadi beres.
Simple, anda berada di lingkungan yang salah. Meskipun begitu, Kedewasaan lebih
bersifat sebuah kewajiban. Kalau anda berada di lingkungan seperti itu,
janganlah itu menyurutkan langkah anda untuk berusaha menjadi dewasa. Terlepas
dari seperti apa lingkungan kita, menjadi individu yang dewasa adalah sebuah
kewajiban dan pencapaian dalam hal kebaikan yang harus kita upayakan.
Sebaliknya jika anda berada komunitas
atau lingkungan yang peduli dengan sikap-sikap yang baik, kedewasaan anda akan
sangat dihargai dan juga membuat keadaan menjadi lebih baik. Jika anda misalnya
seorang pegawai di sebuah kantor dan anda pribadi yang dewasa, anda pasti akan
menjadi rekan kerja yang menyenangkan dan berkualitas untuk rekan-rekan kerja
anda, dan anda juga akan menjadi bawahan yang disenangi oleh atasan anda.
Seorang pegawai yang dewasa dan mempunyai kesesuaian sikap dengan kultur kerja,
mudah dibuat mengerti dan kooperatif adalah tipe pegawai yang diimpikan semua
pemimpin perusahaan. Dalam situasi seperti itu, kedewasaan anda membawa
perubahan baik pada keadaan dan juga akan di apresiasi oleh lingkungan anda
secara semestinya.
Sebuah keadaan baik di dalam diri,
akan lebih mudah dicapai jika kita berada di dalam lingkungan yang mendukung
hal tersebut. Supaya kita lebih mudah menjadi pribadi yang dewasa tentu saja
sebaiknya kita bergaul dengan individu-individu yang dewasa. Karena lingkungan
yang tepat itu akan banyak membantu kita melewati proses-proses yang sulit dari
menjadi pribadi yang dewasa. Jadi jika anda sedang ingin menjadi pribadi yang
dewasa, berusahalah selektif dalam memilih teman dan lingkungan anda.
Demikian yang bisa kami sampaikan
tentang arti kedewasaan, semoga menginspirasi anda tentang bagaimana menjadi
dewasa. Apa pendapat anda tentang kedewasaan? Silahkan menulisnya di comment
dan share jika anda mendapati artikel ini bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar