Jumat, 30 September 2016

Immanuel Kant Dan Pemikirannya Tentang Filsafat

Pemikiran Etika Kant
Immanuel Kant(1724-1804) adalah seorang filsuf besar Jerman abad ke-18 yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana metafisika hingga etika politik dan dari estetika hingga teologi. Lebih dan itu, dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafat moral baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya.

Telaah atas pemikiran Kant merupakan kajian yang cukup rumit, sedikitnya karena dua alasan. Pertama, Kant membongkar seluruh filsafat sebelumnya dan membangunnya secara baru sama sekali. Filsafatnya itu oleh Kant sendiri disebut Kritisisme untuk melawankannya dengan Dogmatisme. Dalam karyanya berjudul Kritik der reinen Vernunft (Kritik Akal Budi Murni, 1781/1787) Kant menanggapi, mengatasi, dan membuat sintesa antara dua arus besar pemikiran modern, yakni Empirisme dan Rasionalisme. Revolusi filsafat Kant ini seringkali diperbandingkan dengan revolusi pandangan dunia Copernicus, yang mematahkan pandangan bahwa bumi adalah datar.


Kedua, sumbangan Kant bagi Etika. Dalam Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797), Kant membuat distingsi antara legalitas dan moralitas, serta membedakan antara sikap moral yang berdasar pada suara hati (disebutnya otonomi) dan sikap moral yang asal taat pada peraturan atau pada sesuatu yang berasal dan luar pribadi (disebutnya heteronomi).


Kant lahir pada 22 April 1724 di Konigsberg, Prussia Timur (sesudah PD II dimasukkan ke Uni Soviet dan namanya diganti menjadi Kaliningrad). Berasal dan keluarga miskin, Kant memulai pendidikan formalnya di usia delapan tahun pada Collegium Fridericianum. Ia seorang anak yang cerdas. Karena bantuan sanak saudaranyalah ia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Konigsberg. Selama studi di sana ia mempelajari hampir semua matakuliah yang ada. Untuk mencari nafkah hidup, ia sambil bekerja menjadi guru pribadi (privatdozen) pada beberapa keluarga kaya.


Pada 1775 Kant rnemperoleh gelar doktor dengan disertasi benjudul “Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api” (Meditationum quarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia mengajar di Univensitas Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kant dijuluki sebagai “der schone magister” (sang guru yang cakap) karena cara mengajarnya yang hidup bak seorang orator.


Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundi sensibilis atgue intelligibilis forma et principiis). Kant meninggal 12 Februari 1804 di Konigsberg pada usianya yang kedelapanpuluh tahun. Karyanya tentang Etika mencakup sebagai berikut: Grundlegung zur Metaphysik der Sitten (Pendasaran Metafisika Kesusilaan, 1775), Kritik der praktischen Vernunft (Kritik Akal Budi Praktis, 1 778), dan Die Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797).


Pemikiran Kant tentang Moral
Deontologi berasal dari kata Yunani “deon” yang berarati apa yang harus dilakukan, kewajiban. Pemikiran ini dikembangkan oleh filosof Jerman,Immanuel Kant (1724- 1804). Sistem etika selama ini yang menekankan akibat sebagai ukuran keabsahan tindakan moral dikritik habis-habisan oleh Kant. Kant memulai suatu pemikiran baru dalam bidang etika dimana ia melihat tindakan manusia absah secara moral apabila tindakan tersebut dilakukan berdasarkan kewajiban (duty) dan bukan akibat. Menurut Kant, tindakan yang terkesan baik bisa bergeser secara moral apabila dilakukan bukan berdasarkan rasa kewajiban melainkan pamrih yang dihasilkan. Perbuatan dinilai baik apabila dia dilakukan semata-mata karena hormat terhadap hukum moral, yaitu kewajiban.


Kant membedakan antara imperatif kategoris dan imperatif hipotetis sebagai dua perintah moral yang berbeda. Imperatif kategoris merupakan perintah tak bersyarat yang mewajibkan begitu saja suatu tindakan moral sedangkan imperatif hipotesis selalu mengikutsertakan struktur “jika.. maka.. “. Kant menganggap imperatif hipotetis lemah secara moral karena yang baik direduksi pada akibatnya saja sehingga manusia sebagai pelaku moral tidak otonom (manusia bertindak semata-mata berdasarkan akibat perbuatannya saja). Otonomi manusia hanya dimungkinkan apabila manusia bertindak sesuai dengan imperatif kategoris yang mewajibkan tanpa syarat apapun. Perintah yang berbunyi “lakukanlah” (du sollst!). Imperatif kategoris menjiwai semua perbuatan moral seperti janji harus ditepai, barang pinjaman harus dikembalikan dan lain sebagainya. Imperatif kategoris bersifat otonom (manusia menentukan dirinya sendiri) sedangkan imperati hipotetis bersifat heteronom (manusia membiarkan diri ditentukan oleh faktor dari luar seperti kecenderungan dan emosi).


Berkenaan dengan pemikiran deontologinya, Kant mengemukakan duktum moralnya yang cukup terkenal: “bertindaklah sehingga maxim (prinsip) dari kehendakmu dapat selalu, pada saat yang sama, diberlakukan sebagai prinsip yang menciptakan hukum universal. Contoh tindalah moral “jangan membunuh” adalahbesar secara etis karena pada saat yang sama dapat diunverasalisasikan menjadi prinsip umum, (berlaku untuk semua orang dimana saja kapan saja).

Etika Immanuel Kant (1724-1804) diawali dengan pernyataan bahwa satu-satunya hal baik tyang tak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah “kehendak baik”. Sejauh orang berkehendak baik maka orang itu baik, penilaian bahwa sesorang itu baik sama sekali tidak tergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendiri kecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik yang dimiliki seseorang adalah bahwa ia mau menjalankan Kewajiban. Setiap tindakan yang kita lakukan adalah untuk menjalankan kewajiban sebagai hokum batin yang kita taati, tindakan itulah yang mencapai moralitas, demikian menurut Kant. Kewajiban menurutnya adalah keharusan tindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya aku wajib menaatinya. Ketaatanku ini muncul dari sikap batinku yang merupakan wujud dari kehendak baik yang ada didalam diriku. Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya, Pertama, ia memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkannya. Kedua, Ia memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalam hatinya, misalnya rasa kasihan. Ketiga, Ia memenuhi kewajibannya kerena kewajibannya tersebut, karena memang ia mau memenuhi kewajibannya. Tindakan yang terakhir inilah yang menurut Kant merupakan tindakan yang mencapai moralitas. Lalu Kant membedakan dua hal antara Legalitas dan Moralitas. Legalitas adalah pemenuhan kewajiban yang didorong oleh kepentingan sendiri atau oleh dorongan emosional.


Sedang Moralitas adalah Pemenuhan kewajiban yang didorong oleh keinginan memenuhi kewajiban yang muncul dari kehendak baik dari dalam diri. Selanjutnya Kant menjabarkan criteria kewajiban moral, landasan epistemologinya bahwa tindakan moral manusia merupakan apriori akal budi praktis murni yang mana sesuatu yang menjadi kewajiban kita tidak didasarkan pada realitas empiris, tidak berdasarkan perasaan, isi atau tujuan dari tindakan. Kriteria kewajiban moral ini menurut Kant adalah Imperatif Kategoris. Perintah Mutlak demikian istilah lain dari Imperatif Kategoris, ia berlaku umum selalu dan dimana-mana, bersifat universal dan tidak berhubungan dengan tujuan yang mau dicapai. Dalam arti ini perintah yang dimaksudkan adalah perintah yang rasional yang merupakan keharusan obyektif, bukan sesuatu yang berlawanan dengan kodrat manusia, misalnya “kamu wajib terbang !”, bukan juga paksaan, melainkan melewati pertimbangan yang membuat kita menaatinya. Ada tiga Rumusan Imperatif kategoris menurut Kant, Pertama, “ Bertindaklah semata-mata menurut menurut maksim yang dapat sekaligus kau kehendaki menjadi hokum umum”.


Kata Maksim artinya adalah prinsip subyektif dalam melakukan tindakan. Maksim ini yang kemudian menjadi dasar penilaian moral terhadap tindakan seseorang, apakah tindakan moral yang berdasarkan maksimku dapat diuniversalisasikan, diterima oleh orang lain dan menjadi hokum umum?. Prinsip penguniversalisasian ini adalah ciri hakiki dari kewajiban moral. Rumusan kedua adalah “Bertindaklah sedemikian rupa sehingga engkau memperlakukan manusia entah didalam personmu atau didalam person orang lain sekaligus sebagai tujuan pada dirinya sendiri bukan semata-mata sebagai sarana belaka”. Maksudnya bahwa segala tindakan moral dan kewajiban harus menjunjung tinggi penghormatan terhadap person. Dua rumusan diatas tidak dapat berlaku jika tidak ada rumusan yang ketiga ini yaitu otonomi kehendak, tanpa otonomi kehendak, manusia tidak dapat bertindak sesuai dengan rumusan Imperatif Kategoris. Moralitas menurut Kant merupakan implikasi dari tiga Postulat antara lain; Kebebasan kehendak manusia, immortalitas jiwa dan Eksistensi Allah. Kehendak bebas manusia merupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal karena terimplikasi langsung dalam kesadaran moral. Immortalitas jiwa menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak munggkin dicapai didunia tapi dikehidupan nanti. Dan Keberadaan Allah yang menjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan merasakan ganjarannya dikemudian hari berupa kebahagiaan sejati. Ketiganya itu disebut Kant sebagai “Postulat” yaitu suatu kenyataan yang sungguh ada dan harus diterima, dan tidak perlu dibuktikan secara teoritis, ini merupakan hasil penyimpulan akal budi praktis atas moral manusia.


REFERENSI

Magnis-Suseno, Franz. 1997. 13 Tokoh Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Kant, Immanuel. 2005. Kritik Atas Akal Budi Praktis. Diterjemahkan dari judul Critique of Practical Reason (1956) oleh Nurhadi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Bagus, Loren, Kamus Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002.
Budi Hardiman, F, Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, PT Gramedia Pustaka utama, 2007.
Magnis-Suseno, Franz, 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani sampai abad 19, Penerbit Kanisius Yogyakarta, 1997.
Standford Encyclopedia of Philosophy on-line, Kant’s Moral Philosophy, http://plato.stanford.edu

Pendapat Beberapa Filsuf Tentang Filsafat (?)

Luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak di antara para filsuf memberikan definisinya secara berbeda-beda. Coba perhatikan definisi-definisi ilmu filsafat dari filsuf di bawah ini:
1.       Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).

2.       Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmua pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).

3.       Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.

4.       Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.

5.       Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu:
" apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika)

" apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika)

" sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi)

6.       Prof. Dr. Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan: Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.

7.       Drs H. Hasbullah Bakry merumuskan: ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

8.       Pengertian Filsafat menurut Rene Descartes yaitu kumpulan semua pengetahuan dimana Tuhan, manusia dan alam menjadi pokok penyelidikannya.

9.       Langeveld Mengatakan Pengertian Filsafat ialah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah menyangkut makna keadaan, Tuhan, kebebasan dan keabadian.

10.   Pengertian Filsafat menurut N. Driyarkara adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ‘ada dan berbuat’, perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.

11.   Menurut Ir. Proedjawijatna, Pengertian Filsafat ialah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

12.   Pengertian Filsafat menurut Notonogo, filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak (terdalam), yang tetap dan yang tidak berubah, yang juga disebut hakikat.

13.   Pengertian filsafat menurut  Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan. 
Itu dia beberapa pendapat tentang filsafat menurut beberapa filsuf. Kalau menurutmu apasih filsafat itu? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya. Sekian dari saya, semoga bermanfaat. Salam Semangat!


REFERENSI

Surajiyo, 2005. ILMU FILSAFAT Suatu Pengantar. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Kamis, 29 September 2016

Filsafat "Apa itu Nama Makanan? atau Nama Artis Terkenal?" "Ada yang Kenal Filsafat?"

Apakah filsafat itu? Bagaimana definisinya? Demikianlah pertanyaan pertama. yang kita hadapi ketika akan mempelajari ilmu filsafat

                Filsafat sebagai “Mater-Scientiarum” (induk ilmu pengetahuan), perumusannya sangat sulit dilaksanakan, sebab nilai filsafat itu hanyalah dapat dimanifestasikan oleh seseorang sebagai filsuf yang otentik.
                Setiap orang yang ingin mengejar pengertian hidup dan keidupan itu, maka itu berarti bahwa ia masih di atas jalan menjadi seorang filsuf, untuk leih memanusiakan dirinya. Sebab berfilsafat tiada lain adalah hidup berpikir dan pemikiran sedalam-dalamnya tentang hidup dan kehidupan itu (living thought and thoughtful living).
Filsafat disebutkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang bersifat eksistensial artinya sangat erat hubungannya denga kehidupan kita sehari-hari. Bahkan justru filsafatlah yang menjadi motor penggerak kehidupan kita sehari-hari baik sebagai manusia pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk suatu masyarakat atau bangsa.
                Jadi, Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupanyang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas,mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran serta gagasan-gagasan yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan intelektual).
                Selanjutnya batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi. Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti hakikat. Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya.

Sekarang udah pada paham dong apa itu filsafat? kalian juga boleh berpendapat tentang filsafat. Blog saya selanjutnya adalah tentang pendapat beberapa filsuf mengenai filsafat. terimakasih sudah membaca, semoga dapat bermanfaat. Salam semangat!




REFERENSI

Salam, Drs. Burhanuddin. 2003. Pengantar filsafat. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.




[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan


  1. FILSAFAT "Apa itu Nama Makanan? atau Nama Artis Terkenal?" "Ada yang Kenal Filsafat?"
  2. Pendapat Beberapa Filsuf Tentang Filsafat (?)
  3. Immanuel Kant Dan Pemikirannya Tentang Filsafat
  4. Sekilas Info Tentang Imam Samudra
  5. Pentingnya Filsafat Penddikan Bagi Guru
  6. Peranan Filsafat Pendidikan
  7. Aliran - Aliran Filsafat Pendidikan
  8. Sejarah Singkat Kerajaan Banten
  9. Peninggalan Kerajaan Banten
  10. Jawaban dari Pertanyaan Immanuel Khan
  11. Kurikulum Matematika Sekolah
  12. Pengaruh Matematika di Sekolah (Mengubah Masyarakat dan Pendidikan)
  13. Proyek Kurikulum
  14. Problem Based Learning
  15. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 
  16. Jangan Salahkan Kami Jika Moral Kami Bejad 
  17. Disiplin Berlalulintas Menjadi Mata Pelajaran PKn 
  18. Pesta Bikini Rayakan UN, Bikin Heboh Dunia Pendidikan  
  19. Pengertian Belajar
  20. Gaya Belajar VAK
  21. Gaya Belajar Visual (Visual Learners)
  22. Gaya Belajar Auditorial (Auditory Learners)
  23. Gaya Belajar Kinestetik (Tactual Learners)
  24. Jerat Hukum Pembuat dan Pengguna Ijazah Palsu / Aspal
  25. Ketidaksesuaian Undang-undang No 14 Tahun 2005 Dengan Realita yang Ada
  26. Kurangnya Pemerataan Sarana dan Prasarana Sekolah
  27. Kurangnya Kesempatan Memperoleh Pendidikan Bagi Anak di Indonesia
  28. Ketidakmerataan Penyebaran Guru di Indonesia
  29. 5 Intervensi di Lingkungan Etika
  30. Legitimasi Intervensi Pemerintah
  31. Studi Kasus dalam Lingkungan Etika Liberal
  32. Hakikat Strategi Pembelajaran
  33. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran
  34. Keterampilan Dasar Mengajar
  35. Matematika Sekolah
  36. Metode Mengajar Matematika
  37. Model-model Pembelajaran
  38. Metode Pembelajaran
  39. RPP Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
  40. Skenario Pembelajaran SPLDV
  41. Fakta Tertawa Bikin Awet Muda
  42. Ciomas, Banten
  43. Manajemen Tata Kelola Keuangan Negara
  44. Pengembangan Nilai-Nilai dan Penegakan Hukum
  45. Korupsi Karena Terpaksa?
  46. Modernisasi dan Globalisasi dan Juga Perkebangan Teknologi Dunia Serta Dampaknya Untuk Banten (Suku Badui)
  47. Pengertian Pengembangan Kurikulum
  48. Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum 1
  49. Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum 2
  50. Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum 3
  51. Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum 4
  52. Pendekatan-pendekatan Pengembangan Kurikulum 5
  53. Pengertian Pendidikan, Kurikulum dan Tujuan Pendidikan
  54. Beban dan Isi Kurikulum tahun 1975, 1984 dan 1994.
  55. Kurikulum 2004
  56. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) tahun 2006.
  57. Peranan Kurikulum dari tahun 1975 sampai KTSP 2006 Terhadap Mutu Pendidikan di Indonesia.
  58. Fungsi dan Peran Pengembangan Kurikulum
  59. Terbunuhnya Aktivis Universitas
  60. Saat-saat Keadaan Mencekam Jakarta dan Surakarta
  61. Munculnya Gerakan Reformasi
  62. Pelaksanaan Pancasila Pada Masa Reformasi
  63. Pelaksanaan Pancasil dalam Bidang Ekonomi
  64. Etika Politik?
  65. Legitimasi Kekuasaan
  66. Moralitas Kekuasaan
  67. Ideologi Negara
  68. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia
  69. Pancasila? Kamu Tahu? 1
  70. Pancasila? Kamu Tahu? 2
  71. Tahu Pengertian Filsafat Pancasila?
  72. Apa Sebenarnya Fungsi Utama Filsafat Pancasila Bagi Bangsa dan Negara Indonesia?
  73. Alasan Falsafah Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Negara Indonesia
  74. Inilah Jalan Cerita Berakhirnya Pemerintahan Orde Baru
  75. Faktor Penyebab Munculnya Reformasi
  76. Kronologi Reformasi yang Sebenarnya!!
  77. Pemanfaatan Kulit Pisang Sebagai Baterai Kering Ramah Lingkungan
  78. Time Is Waktu
  79. Pasrah
  80. Ini Dia “Obat” yang Bisa Menyembuhkan Segala Penyakit. Sudahkah Kamu Memilikinya?
  81. 7 Tips Menjadi Pengguna Media Sosial yang Cerdas Tidak Banyak Orang Mampu Menguasai Media Sosial dengan Baik.
  82. 8 Hal yang Harus Anda Lakukan Sebelum Memasuki Usia Kepala Tiga
  83. 8 Tanda Bahwa Dia Adalah Jodoh Anda
  84. 3 Cara Menciptakan Kerukunan dalam Hidup Bermasyarakat
  85. Tips Mendidik Anak Agar Tidak Manja, Keras Kepala dan Dapat Mandiri
  86. 9 Dampak Negatif Tidur Dekat Ponsel
  87. Jantung Berdebar Tanpa Sebab
  88. Mengenal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
  89. Hubungan antara Filsafat dan Matematika
  90. Hubungan antara Filsafat Matematika dan Filsafat Pendidikan Matematika
  91. Filsafat Menurut Wilayah
  92. Filsafat Menurut Latar Belakang Agama
  93. Inilah Sejarah Perkembangan Filsafat
  94. Apa Sebenarnya Definisi Pendidikan Itu?
  95. Kamu Calon Guru? Tau Fungsi Pendidikan?
  96. Matematika Itu Indah, Seindah..
  97. Kamu Belum Tahu Aliran Filsafat Pendidikan Apa Aja? Coba Baca deh..
  98. Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika
  99. Persamaan dan Perbedaan Antara Filsafat dan Matematika
  100. Matematika Dalam Kajian Filsafat
  101. Tokoh BesarDalam Filsafat Ilmu Matematika Dunia, Kamu Harus Tau!!
  102. Hubungan Filsafat Dengan Ilmu Sejarah dan Pengaruh Filsafat Terhadap Ilmu Sejarah
  103. Masa Depan Filsafat
  104. Pendidikan Sebagai Sistem
  105. Moralitas Ilmu Pengetahuan
  106. Apa Arti Kedewasaan Dan Bagaimana Menjadi Dewasa?
  107. Inilah Alasan Mengapa Matematika Disebut Sebagai "Ratu Ilmu"
  108. Sertifikat Seminar Nasional dan Bedah Buku "Struktur Fundamental Pedagogik Kritis Paulo Freire"